Sabtu, 17 Januari 2015

CONTOH CERPEN HARI RAYA

          

MESKIPUN BERBEDA AGAMA KAMI TETAP BERSAUDARA
                

          Akhir bulan Juni kemarin aku sangat senang sekali. Karena kurang satu bulan lagi hari raya Idul Fitri akan tiba. Aku, adik, ayah, dan ibu sudah menantikannya. Kami sekeluarga menjalani puasa dengan senang hati. Hari raya tahun ini akan menjadikan hari yang sangat menggembirakan. Karena  hari raya idul fitri dapat menjalin silaturahmi yang sangat erat diantara saudara-saudara. Saudara yang jauh akn pulang kampung. Dan bersatu lagi dalam hari raya tersebut.
            Tidak terasa hari raya kurang beberapa hari lagi. Aku sudah tidak sabar menyambutnya. Pada hari itu menunjukkan puasa hari ke 27. Itu artinya kurang tiga hari, aku dan keluargaku menjalani puasa.
“horeeee !! puasa kurang tiga hari, aku sudah tidak sabar menyambut hari raya.” Kata adikku.
“ ya, aku juga. Tetapi adik harus tetap menjalani  puasa. Karena jangan menjalani puasa dengan terpaksa, itu malah dosa. Dilarang ole h Allah SWT.”
Adikku mau mengerti itu dan akan tetap menjalankan puasa. Karena puasa itu wajib hukumnya bagi setiap umat muslim di seluruh dunia.
            Waktu terus berlalu, malam ini adalah malam yang ditunggu-tunggu oleh setiap umat muslim. Karena malam ini adalah malam yang disebut malam takbir. Dimana semua umat muslim mengucapkan kalimat takbir pada malm sebem hari raya tiba. Atau mengucap kalimat takbir dengan berkeliling kampung dengan membawa obor. Malam itu  salah satunya adikku ikut merayakan malam takbir dengan teman-temannya yang ada di tempat ia mengaji. Dan yang lainnya juga ada di mushola Ar-Rohman bergantian membaca kalimat takbir sampai dengan larut malam.
            Pagi itu  aku dan keluargaku  bergegas untuk bangun.
  dik , ayo cepat bangun, katanya mau sholat Id bareng-bareng. Ayo cepat bangun nanti keburu siang lho.”  Kataku.
“ iya kak  aku sudah bangun kok.” Sahut adikku.
Kami bersiap-siap menyambut hari raya Idul Fitri. Kami mandi dan sholat subuh terlebih dahulu. Dan setelah sholat subuh aku dan keluargaku pergi ke masjid Nurul Huda untuk melaksanakan sholat Id. Kami sekeluarga menjalani sholat Id dengan khusyuk.
            Setelah selesai sholat Id berakhir, kami pun pulang. Aku dan adikku meminta maaf kepada kedua orang tuaku. Dan tak lupa juga kakakku yang bernama shanti.
“ ayah, ibu maafkan aku ya. Kalau aku punya salah sama ayah dan ibu.” Kataku.
“ adik juga ya ayah, ibu.” Kata adik.
“ ya. Ayah dan ibu  sudah memaafkan kalian sejak dulu. Dan ayah mendoakan kalian semoga menjadi anak yang berbakti kepada kedua orang tua, dann semoga kelak menjadi anak yang berguna, serta yang paling penting adalah tidak lupa untuk sholat.
“ amiin…… . makasih ya ayah dan ibu.”
            Dan kami sekeluarga juga tidak lupa untuk berkunjung ke rumah kakek dan nenek yang ada di desa . Desa Yang ditempat tinggali kakek dan nenek adalah desa yang pemandangannya indah, gunung yang menjulang tinggi, jalan yang berliku-liku dan di setiap sisi jalan ada sawah dan tanaman pohon tebu yang sangat banyak.  Aku berangkat dibonceng dengan saudaraku yang bernama Yuni. Sedangkan adikku bersama ayah dan ibu. Adikku di jalan berteriak-teriak bergembira. Di tengah jalan kami berhenti sebentar untuk membeli oleh-oleh kepada kakek dan  nenek, serta saudara-saudara yag lain.
            Setelah beberapa jam berlalu, kami pun sampai di rumah kakek dan nenek. Kami disambut dengan gembira. Kami pun langsung masuk ke rumah. Dan tak lupa untuk bersalaman meminta maaf kepada kakek dan nenek. Di dalam keluarga kakek dan nenek berbeda-beda agama. Ada yang beragama islam dan hindu. Tetapi diantara kami saling menghormati satu sama lain. Kami dan saudara-saudara yang lain bersendau gurau. Sementara aku dan adik ke perkarangan kakek. Dan pergi ke kandang sapi untuk memberi makan sapi. Di kandang sapi ada sapi yang baru saja melahirkan.  Anaknya sangat lucu. Disana ada saudara kami yang jauh  dari Jakarta pulang kampung dan berkumpul menjadi satu di rumah kakek dan nenek.
            Tidak terasa hari sudah sore. Aku dan keluargaku berpamitan keepada kakek dan nenek. Aku pulang dengan senang hati karena bisa berkumpul dengan saudara yang lain. Pengalaman ini merupakan pengalaman yang tak pernah terlupakan. Apalagi pengalaman yang ada di rumah kakek dan nenek .      
       SELESAI……

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

I
N
E
L
Y
E
M
A
S
I
R